Hubungan antara Keanekaragaman Hayati dan Stabilitas Komunitas
Keanekaragaman hayati adalah berbagai ciri,
bentuk, dan perbedaan-perbedaan pada makhluk hidup yang menjadi ciri khas
makhluk hidup tersebut sehingga menjadikan variasi atau keanekaragaman di bumi.
Sedangkan, stabilitas komunitas adalah kemampuan populasi-populasi dalam suatu
komunitas untuk mempertahankan keadaannya walaupun banyak faktor dari luar yang
mempengaruhi. Pada keanekaragaman hayati menitikberatkan pada individu-individu
dalam suatu ekosistem, komunitas, populasi, dan bentuk gabungan lain antar
makhluk hidup di bumi yang memiliki suatu ciri khasnya sendiri (individu) sedangkan stabilitas komunitas menitikberatkan pada suatu gabungan
individu yang mempertahankan keberadaannya. Dengan kata lain, semakin tinggi
tingkat kestabilan atau stabilitas dalam komunitas atau ekosistem maka akan
semakin tinggi pula tingkat keanekaragaman hayatinya. Karena, jika tidak
tercipta suatu kestabilan dalam komunitas atau ekosistem dapat menghilangkan
suatu populasi dalam komunitas tersebut atau menghilangkan suatu komunitas
dalam ekosistem, sehingga berkurangnya organisme dan berdampak pada turunnya
keanekaragaman.
Stabilitas dalam komunitas atau ekosistem
bergantung pada interaksi yang terjalin atau interaksi
spesies yang terjalin secara seimbang yang melibatkan transfer energi, predasi,
kompetisi dan niche yang lebih kompleks. Pengaruh dari suatu anggota komunitas yang sudah
berumur tinggi juga menentukan seberapa besar tingkat stabilitas yang dimiliki
komunitas karena, komunitas yang berumur tinggi membuktikan seberapa tahannya
komunitas terhadap pengaruh dari luar untuk mempertahankan keadaannya. Sebagai contoh, suatu komunitas pohon bakau yang memiliki berbagai populasi seperti ikan, pohon bakau itu sendiri, dan
burung-burung pemakan ikan lainnya. Semua jenis populasi tersebut setiap jenisnya memiliki
ciri khas mulai dari Populasi bakaunya yang memilliki keanekaragaman jenis, mulai dari jenis
api-api, Ceracak-ceracak, Rhizophora, bakau
kurap, dan bakau minyak. Keanekaragaman
tersebut dapat terjaga jika terdapat kestabilan didalamnya yakni kemampuan mempertahankan
keadaan dari pengaruh luar, tetapi jika stabilitas tersebut tidak dapat terjadi, maka populasi bakau akan mengalami pengurangan yang otomatis akan
mengurangi jenis-jenis yang ada (keanekaragaman). Dampak ini akan terus
berlanjut sehingga berkurangnya populasi ikan yang hidup (termasuk aneka jenis
ikan yang hidup di kawasan bakau) beserta burung-burung pemakan ikannya. Yang mungkin pada
awalnya ikan ada jenis ikan gelodok, belanas, dan kalasan tinggal ikan gelodok
saja, atau awalnya burung pemakan ikan ada lima jenis
menjadi dua jenis dan akibat-akibat selanjutnya berakibat pada menurunnya
keanekaragaman hayati pada komunitas tersebut.
Berdasarkan penjelasan
saya mengenai hubungan tentang keanekaragaman hayati dan stabilitas komunitas
maka dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi tingkat keanekaragaman dalam
komunitas atau ekosistem, maka semakin tinggi pula tingkat stabilitas yang
dimiliki oleh komunitas atau ekosistem tersebut. Dan sebaliknya jika semakin
rendah tingkat keanekaragaman hayati, maka semakin rendah pula tingkat
stabilitas yang dimiliki oleh komunitas atau ekosistem tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar